Minggu, 06 Maret 2011

RUMPIN NARACA DALAM PERJALANAN WAKTU

Mukaddimah!
Sebelum mengenal Rumah Pintar Naraca lebih jauh. Perlu saya infokan bahwa saya yang saat ini menjadi Koordinator Rumah Pintar Naraca, adalah seorang Pegawai Negeri yang pada mulanya bekerja sebagai Guru Agama di sebuah SD Negeri. Waktu itu adalah antara tahun 1979 - 1984.
Karena saya hobby banget dalam urusan tulis menulis dan membaca, apalagi waktu itu belum ada internet. Saya berpikir bagaimana caranya saya gampang memperoleh bahan bacaan dan tanpa mengabaikan tugas saya  sehar-hari. Sayapun memutuskan pindah ke Perpustakaan Umum Kabupaten OKI, yang waktu itu masih cikal bakalnya. Oleh Kakandep P dan K saya diparkirkan dulu di Kantor Dep. P dan K Kabupaten OKI. Untuk selanjutnya sejak 1 April 1984 saya resmi bekerja di Perpustakaan Umum yang personilnya hanya 5 orang termasuk saya dan pimpinan (Abdul Rasyid Kowi, almh.).
Tahun 1990 saya tinggalkan jabatan Guru, saya alih profesi menjadi pejabat fungsional Pustakawan. Saya adalah pustakawan pertama di Kabupaten yang bergelar Bende Seguguk itu. Sampai sekarang saya masih tercatat sebagai pustakawan.
Bekerja di Perpustakaan Umum awalnya cukup mengasyikkan, apalagi Kantor saya pernah meraih predikat Terbaik III di Provinsi saya. Sayangnya beberapa tahun terkahir ini keberadaan lembaga ini bak pepatah "Hidup segan mati tak mau" Sayapun memutar otak bagaimana caranya keluar dari ketidak nyamanan ini tapi masih tetap bekerja dalam urusan membaca.
Saya punya gagasan alangkah baiknya bila kebiasaan warga Sumsel yang suku duduk di Amben-amben, bahasa lainnya Gardu, lalu gardu ini dimanfaatkan sebagai sarana mendidik masyarakat secara luas dan tentunya secara praktis dan murah, ketimbang lembaga lain yang pernah ada. Inilah pemikiran awal saya mendirikan gardubaca sebagai sarana membaca mudah belajar murah. Kegiatan ini saya lakukan selama tahun 2006 - 2007. saya bekunjung ke beberapa desa di pelosok daerah, dan menyaksikan di satu sisi betapa masyarakat butuh bahan bacaan untuk meningkatkan daya saingnya, sementara disisi lain, sangat tak mungkin mereka datang ke ibukota kabupaten hanya untuk keperluan mencari bahan bacaan, Lalu dikaitkan dengan rendahnya minat baca. Solusinya adalah bahan bacaan harus hadir dekat dengan rumah warga. ITULAH GARDU BACA DI RT-RT. Sementara di kabupaten cukup satu lembaga sebagai posko induknya, dan ITULAH RUMAH PINTAR NARACA (Rumah Pintar ini, sebagai Pembina gardubaca pemelihara minat baca).
Bulan Agustus 2007, saya berkesempatan mengikuti Jambore Nasional Masyarakat Perpustakaan di Cibubur, dari sinilah saya mulai mengenal Rumah Pintar dan Mobil Pintar. Saat itu ada seseorang tokoh yang memperkenalkan saya pada Pengelola Mobil Pintar dan dari sini pula saya mendapat brosur.
Sekembalinya ke Kayuagung saya kumpulkan buku-buku pribadi dan kilping-kliping yang saya kumpulkan selama bertahun-tahun. Buku-buku ini saya jadikan koleksi awal Rumah Pintar yang kemudian saya beri nama Rumah Pintar Naraca.
Dari brosur yang saya peroleh dari Cibubur tadi saya mendapatkan alamat SIKIB. Akhirnya saya buat pernohonan untuk memperoleh bantuan Mobil Pintar, Motor Pintar dan Rumah Pintar. Surat tersebut saya tanda tangankan ke Bupati OKI., lalu saya kirimkan ke SIKIB Jakarta.
Tanggal 16 Desember 2008 saya mendapat undangan ke Gedung Ria Pembangunan - Senayan - Jakarta. Saya menerima bantuan isi rumah pintar, langsung dari Ibu Lily Muhammad Nuh dari SIKIB. Hingga sekarang Rumah Pintar Naraca, alhamdulillah tetap eksis. dan kini walaupun secara mandiri, kami sebagai pengelola telah berhasil memperluas gedung untuk ditambah menjadi 6 Sentra. Sedangkan gedung awalnya adalah bantuan Bupati OKI, dari eks. Gedung Perpustakaan Umum yang dibangun tahun 1984 lalu. Awal yang memperkenalkan saya pada dunia pustaka. Semoga perjalanan waktu ke depana selalu dalam rodohNya. Amin.!!!.

1 komentar:

  1. Assalamualaikum senang sekali saya bisa menulis dan berbagi kepada teman-teman disini. barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan. Beberapa waktu yang lalu perusaan percetakan saya dirundung hutang yang cukup besar. Hal itu di akibatkan melonjaknya harga kertas dan tenaga upah yang harus saya bayar kepada para karyawan saya. Sementara itu beberapa tender yang nilainya cukup besar gagal saya menangkan. Akibatnya saya harus menjaminkan mobil saya saya untuk meminjam hutang dari bank. Namun hal itu belum cukup menutup devisit perusaan. Bahkan pada akhirnya rumah beserta isinya sempat saya jaminkan pula untuk menutup semua beban hutang yang sedang dilanda perusaan. Masalah yang begitu berat bukan mendapat support dari istri justru malah membuat saya bersedih bahkan sikapnya sesekali menunjukan rasa kecewa. Hal itu di sebabkan semua perhiasan yang sempat saya hadiahkan padanya turut saya gadikan. Disaat itulah saya sempat membaca beberapa situs yang bercerita tentang solusi pesugihan putih tanpa tumbal dan akhirnya saya bertemu dengan Kyai Sukmo Joyo. Kata pak Kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan penarikan uang gaib 5milyar dengan tumbal hewan. Tanpa pikir panjang semua petunjuk pak.kyai saya ikuti dan hanya 1 hari. Alhamdulilah akhirnya 5M yang saya minta benar benar ada di tangan saya. Perlahan hutang-hutang saya mulai saya lunasi. Perhiasan istri saya yang sempat saya gadaikan kini saya ganti dengan yang lebih bagus dan lebih mahal harganya. Dan yang paling penting bisnis keluarga yang saya warisi tidak jadi koleps. Jika ingin seperti saya. Saya menyarankan untuk menghubungi kyai sukmo joyo di 0823.9998.5954 situsnya www.sukmo-joyo.blogspot.co.id agar di berikan arahan

    BalasHapus